Di jalan ini, ia bukan sekadar sahabat biasa, ini adalah tentang
sejuta pemaknaan hidup agar hidup memberi manfaat sampai detik
perpisahan itu tiba! Kami tetap bertekad 'HIDUP INDAH DI BAWAH NAUNGAN
AL-QUR'AN'



Sabtu, 30 Oktober 2010

Berlimpahnya Harta Pada Muslimin-Muslimat

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa 




قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُكْثَرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ فَيَقُولَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ لَا أَرَبَ لِي (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw:
“tiada akan datang hari kiamat, hingga berlimpahnya harta, maka ia bagai ditumpahkan seluas luasnya, hingga kerisauan para pemilik harta itu adakah yg mau menerima sedekah dari harta mereka, hingga para pemilik harta masing masing mencari dan menawar nawarkan hartanya, dan mereka menjumpai orang orang yg mereka tawarkan itu menjawab : aku tak membutuhkannya”


ImageTadi telah kita dengarkan qasidah yang dilantunkan oleh saudara kita Muhammad Qalby, betapa indahnya sayyidina Hassan bin Tsabit ra (salah seorang sahabat) dalam memuji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yang berkata :
قَرَأنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ فَسَرَّ قُلُوْبَنَا ذَاكَ اْلعَطَاءُ
"Kami telah membaca surah "Ad Dhuha" , maka gembiralah hati kami dengan anugerah itu".
Gembiralah hati para sahabat dengan turunnya surah Ad Dhuha, karena dalam surah itu ada kalimat:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى (الضحى :5 )
" Dan kelak pasti Rabbmu memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas" ( QS. Ad Dhuha: 5 )
Di dalam tafsir Al Imam Abdullah bib Abbas Ra dijelaskan makna kalimat ini adalah bahwa Rasulullah saw tidak akan puas jika masih ada satu dari ummatnya yang di neraka, maka hal ini menjadi kepastian bahwa seluruh ummat beliau akan berada di dalam surga Allah.
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنٍ وَأَجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَاءُ
" Dan yang lebih indah darimu belum pernah dilihat mata, dan yang lebih indah darimu belum pernah dilahirkan oleh wanita manapun "
نَبِيٌّ هَاشِمِيٌّ أَبْطَاحِيٌّ شَمَائِلُهُ السَّمَاحَةُ وَاْلوَفَاءُ
"Nabi yang terpilih dari keluarga Bani Hasyim, yang diantara budi pekertinya adalah selalu memaafkan dan selalu menepati janji". Dialah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ اْلعَظِيْمَةِ...
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang telah menyambungkan sanubari kita, jasad kita, lisan kita dan usia kita dengan kelompok sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang dengan keterikatan luhur itulah aku dan kalian diberi kesempatan mencapai keluhuran termulia dan tersuci, mencapai kemudahan dalam kehidupan yang sementara ini.
Baru saja kita berpisah dengan bulan luhur, bulan Ramadhan yang merupakan samudera keluhuran dan kedermawanan Ilahi, maka malam Idul Fitri adalah malam kesedihan bagi para shalihin, malam kesedihan bagi orang-orang yang sangat mencintai Allah, merupakan malam kerisauan bagi mereka karena berpisah dengan Ramadhan.
Di bulan Ramadhan orang-orang jauh lebih dekat kepada Allah, lebih dicintai Allah, lebih cepat dimaafkan oleh Allah, lebih cepat dekat kepada Allah, lebih cepat mencapai kasih sayang Allah. Dan di bulan Ramadhan iman mereka diperkuat dengan dibelenggunya syaitan, oleh karena itu orang-orang mukmin merasa risau ketika keluar dari bulan Ramadhan, karena seakan-akan mereka dijatuhkan ke tempat yang gelap, harus berjuang dan merangkak di dalam kegelapan yang sedikit menjadi lebih jauh dari kasih sayang Ilahi dengan kekuatan syaitan yang jauh lebih kuat,
Maka di saat itu malam kesedihan bagi para shalihin adalah malam 1 Syawal. Maka apa makna takbiran?, apa makna "Allahu Akbar?", bagaimana mereka bisa mengucapkan "Allahu Akbar"?, kalimat itulah yang dijadikan senjata penguat bagi setiap orang muslim untuk memasuki malam 1 Syawal dan meninggalkan Ramadhan, ketakutan dan kerisauan mereka, mereka dilampiaskan dengan kalimat Takbir untuk mengagungkan kekuatan Allah dalam diri mereka dan pada diri muslimin, dimana setelah keluar dari bulan Ramadhan akan lebih banyak lagi dosa-dosa yang tertulis dan berkurang pula catatan pahalanya, maka kerisauan ini dijawab dengan kalimat "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahi alhamd", dengan kalimat inilah mereka menjawab kerisauan itu, mereka menjawab kebingungan itu, mereka menjawab ketakutan itu untuk melewati hari-hari di dunia yang penuh fitnah, yang merupakan samudera racun-racun yang menjatuhkan mereka dari kasih sayang Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ramadhan telah meninggalkan kita, namun Sang pemilik Ramadhan Yang Maha Indah tetap Maha Ada, Sang pelimpah anugerah Ramadhan tetap Maha Ada, maka mintalah kepada Sang Pemiliknya agar Allah memperlakukan hari-hari kita sebagaimana kita di bulan Ramadhan, karena Allah sangat memanjakan kita di bulan Ramadhan, sangat memuliakan kita di bulan Ramadhan, semoga Allah subhanahu wata'ala memperlakukan kita lebih mulia lagi, lebih berkasih sayang lagi, lebih lembut lagi daripada bulan Ramadhan. Ya Rabbi, walaupun kami telah melewati Syawal dan bulan lainnya namun pengampunan-Mu tetaplah, kasih sayang-Mu tetaplah sebagaimana Engkau memperlakukan kami di bulan Ramadhan. Hadirin hadirat, oleh sebab itulah sampainya kita di malam hari ini kita telah melewati Ramadhan, doa dan harapan kita semoga Allah sempurnakan Ramadhan kita, yang dengan itu Allah lebih menyempurnakan hari-hari kita setelah Ramadhan, lebih memperindah hari-hari kita setelah bulan Ramadhan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits agung yang menyampaikan adalah orang yang tidak pernah berdusta, yang memberitahu adalah orang yang telah difirmankan Allah dalam Al quran:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى ، إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى ( النجم : 3-4 )
" dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". ( QS. An Najm: 3-4 )
Sampai kepada kita kabar agung bahwa akan datang suatu saat nanti dimana kaum muslimin akan dipenuhi kemakmuran, “tiada akan datang hari kiamat, hingga berlimpahnya harta, maka ia bagai ditumpahkan seluas luasnya, hingga kerisauan para pemilik harta itu adakah yg mau menerima sedekah dari harta mereka, hingga para pemilik harta masing masing mencari dan menawar nawarkan hartanya, dan mereka menjumpai orang orang yg mereka tawarkan itu menjawab : aku tak membutuhkannya”
Allah subahanahu wata'ala akan melimpahkan kepada mereka harta dan kemakmuran, sehingga di saat itu tiada lagi yang mau menerima shadaqah, orang-orang yang kelebihan harta yang ingin berzakat dan bershadaqah namun tidak ada yang mau menerimanya, bukan seperti sekarang orang-orang mengemis kesana kemari tetapi banyak yang tidak diberi.
Maka akan datang suatu masa dimana justru orang-orang yang kelebihan harta lah yang akan mencari orang-orang yang mau menerima shadaqah, mereka berkeliling mencari orang yang mau menerima harta zakat mereka, tetapi mereka akan menemukan banyak orang yang selalu menolak dan berkata: "kami tidak lagi mempunyai kebutuhan terhadap harta", tidak ada lagi ummat muslimin yang kekurangan di saat itu, dan waktu itu telah dekat kepada kita.
Hari kebangkitan semakin dekat, hari kiamat semakin dekat, namun sebelum hal itu terjadi kemakmuran akan berlimpah di muka bumi ini. Sebagian para ulama' menjelaskan kapan kemakmuran itu muncul?, munculnya kemakmuran itu adalah waktu ketika jauh dengan wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dimana terjadi kerusakan ummat dari yang terkecil hingga yang tertua dan semakin sedikitnya ulama, maka di saat itu muncul kebangkitan para pemuda yang banyak bertobat, yang itu adalah isyarat bahwa kemakmuran akan tersebar di seluruh permukaan bumi pd muslimin, dengan kebangkitan pemuda itulah Allah subhanahu wata'ala membenahi permukaan bumi dan mengizinkan bumi untuk memuntahkan pendaman yang ada padanya.
Diriwayatkan di dalam hadits lainnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan kepada para sahabat bahwa Allah memerintahkan bumi untuk menumpahkan seluruh pendamannya, seluruh pendaman harta karun dimuntahkan oleh bumi, semua peternak hewan akan makmur, semua pertanian makmur, semua usaha makmur, semua shalihin dimakmurkan oleh Allah,
Karena itu, maka orang-orang yang di luar Islam dan orang-orang Islam yang fasiq, orang-orang Islam yang dzalim, mereka akan berlarian mendekat kepada para shalihin, karena harta Allah limpahkan kepada para shalihin, maka semua orang mengarah kepada orang-orang yang baik yaitu para shalihin, mukminin dan orang-orang ahli sujud, maka keadaan di saat itu akan berbalik dari keadaan sekarang. Sekarang orang-orang meninggalkan masjid menuju gedung-gedung tempat orang-orang non muslim, tempat para musyrikin, tempat para pendosa dan pelaku maksiat, karena harta ada di tangan mereka,
Barangkali walaupun seorang muslim yang shalih dan banyak beribadah pun terpaksa harus bekerja kepada orang-orang yang dzalim karena harta ada pada mereka, sehingga sebagian wanita membuka jilbabnya demi pekerjaannya, sebagian pria meninggalkan shalatnya demi pekerjaannya, karena harta ada pada orang-orang yang dzalim, namun suatu saat keadaan itu akan berbalik, sehingga semua orang yang fasik terpaksa ikut kepada ketaatan kepada Allah karena harta dan kemakmuran ada di tangan para shalihin, demikian janji sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa para sahabat bertanya: "wahai Rasulullah, kami dahulu berada dalam kegelapan jahiliyyah, kemudian kami dalam terang benderangnya hidayah, apakah setelah ini akan datang lagi kegelapan, atau terus dalam hidayah?", maka Rasulullah berkata: "setelah itu akan datang fitnah", para sahabat kembali bertanya: "wahai Rasulullah, dan setelah fitnah itu apakah akan datang lagi cahaya hidayah?", Rasul menjawab: "akan datang lagi cahaya hidayah ynag terang benderang", kemudian sahabat bertanya: "wahai Rasulullah, di saat kami terkena fitnah, kedzaliman dan perpecahan, apakah yang harus kami perbuat?", maka Rasul menjawab: "berpeganglah kepada para ulama' yang terbanyak (yaitu ahlu as sunnah wal jama'ah), jika tak kalian temukan maka hendaknya ia memilih memisahkan diri dari para perusak akidah, lebih baik kalian lari ke gunung-gunung atau ke bukit jangan mau mengikuti tuntunan mereka, bersatulah dengan jama'ah muslimin ahlussunnah wal jama'ah, setelah itu akan datang limpahan kemakmuran sehingga makmurlah seluruh muslimin", setelah itu para sahabat bertanya: "bagaimana ciri-ciri keadaan Muslimin di saat itu wahai Rasulullah?", Rasulullah menjawab: "di saat itu bagi mereka satu sujud lebih berharga dari dunia dan isinya", mereka lebih mencintai sujud daripada dunia dan isinya. >/p>
Jika sudah banyak orang yang mencintai sujud maka Allah akan melimpahkan kemakmuran, semoga hal itu semakin dekat dan tampaknya hal itu memang semakin dekat, dalam 1 atau 2 tahun kedepan ini kita akan melihat perubahan kemakmuran terjadi, dan terutama Allah akan memulainya dari negeri muslimin terbesar di bumi inilah Allah akan membuat bumi-Nya melimpahkan kemakmuran,
negeri Indonesia ini akan lebih dahulu makmur daripada negeri lainnya, dan siapakah yang akan lebih dahulu dilimpahi kemakmuran?, mereka adalah para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka di saat itu oarng akan berduyun-duyun untuk mengidolakan sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena dengan begitu limpahan kemakmuran akan berlimpah kepada mereka, maka jangan risaukan harta, jangan risaukan keduniawian, jangan risaukan masa depan kalian, karena masa depan para pecinta Rasulullah cerah di dunia dan di akhirah dalam kemakmuran.
Kemakmuran semakin dekat kepada kalian, dalam beberapa tahun akan kalian lihat hal itu terjadi pada kalian, walaupun di saat ini seakan-akan hal itu tidak mungkin terjadi namun akan kalian buktikan karena ucapan ini bukanlah ucapan Munzir tetapi ucapan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bagaimana indahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjaga harta beliau, ketika beliau selesai melakukan shalat Asar seusai salam tiba-tiba beliau langsung keluar dari shaf shalat tanpa berdzikir dan langsung masuk ke rumahnya kemudian beliau membagi-bagikan shadaqah, maka para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, kenapa tadi selesai shalat engkau terburu-buru keluar?". Dalam riwayat ini ada 2 makna yang perlu kita ambil ; pertama, bahwa Rasulullah setiap selesai shalat beliau selalu berdzikir dulu tidak langsung keluar, dan mereka yang mengatakan jika selesai shalat langsung keluar maka hal itu telah bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali karena ada uzur. Di saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung keluar tanpa berdzikir dan membuat para sahabat bertanya-tanya kenapa Rasulullah tidak berdzikir dulu, maka Rasulullah menjawab: "aku teringat ada sedikit emas tertinggal di rumahku dan belum sempat aku shadaqahkan, aku teringat hal itu maka aku terburu-buru tidak mau meninggalkan harta sedekah berlama-lama di rumahku", padahal jika menunggu waktu selesai dzikir hanya beberapa menit saja namun beliau tidak ridha menunda-nunda harta untuk disedekahkan kepada yang berhak, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Camkanlah hal ini pada diri kita, jika kita kelebihan harta maka jangan ditunda-tunda untuk mensedekahkannya demi mengikuti manusia yang terindah sehingga kita dilimpahi keindahan dunia dan akhirah. Manusia yang paling dicintai Allah dicintai pula oleh seluruh makhluk, dialah manusia yang paling indah budi pekertinya, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi oleh seorang wanita tua seraya berkata: "wahai Rasulullah, aku datang kepadamu membawa pakaian yang kutenun dengan tanganku sendiri untuk kuberikan kepadamu agar engkau pakai", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerimanya dengan gembira, kemudian wanita itu pergi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung memakainya untuk membuat wanita itu gembira. Kita bayangkan seorang wanita shalihah, pecinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menenun pakaian dengan tangannya sendiri untuk dihadiahkan kepada Rasulullah saw dan Rasulullah saw langsung memakainya demi menggembirakan wanita itu, dan tidak lama kemudian datang seseorang dan meminta pakaian yang dipakai oleh Rasulullah, maka para sahabat yang lainnya menganggap sahabat yang meminta ini tidak mempunyai adab karena meminta pakaian yang sedang dipakai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ketika itu Rasul tersenyum masuk ke dalam rumahnya kemudian memberikan pakaian itu kepadanya, maka sahabat yang lain berkata: "engkau ini tidak mempunyai adab kah, meminta pakaian yang sedang dipakai oleh Rasulullah dimana beliau tidak akan menolak permintaan itu", maka orang itu berkata: "aku memintanya bukan karena indahnya pakaian ini, tetapi aku ingin pakaian ini menjadi kain kafanku di saat aku wafat karena pakaian ini sudah dipakai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", dan di saat ia wafat pakaian itu dipakaikan kepadanya karena wasiatnya ia ingin dipakaikan dengan pakaian yang telah bersentuhan dengan tubuh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat, manusia yang paling banyak pecintanya di dunia adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan di akhirat tidak ada yang masuk surga kecuali orang-orang yang cinta kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dari ummat nabi Muhammad dan ummat-ummat lainnya yang terlebih dahulu memahami bahwa tidak ada satu nabi pun atau satu wali pun, atau para syuhada dan shalihin yang mendapatkan bagian dan hak syafaat itu kecuali dari nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Fahamlah semua ummat saat itu, mulai dari nabi Adam As hingga manusia terkahir yang hidup kelak bahwa saat itu pemimpin seluruh manusia adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau:
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
" Aku adalah sayyid (pemimpin) manusia pada hari kiamat "
Pemimpin kita, idola kita, kekasih kita, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang dengan mencintainya engkau akan merasakan lezatnya mahabbatullah (cinta Allah), lezatnya rindu kepada Allah, seseorang tidak akan sampai pada derajat kewalian kecuali dengan mengikuti tuntunan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena tidaklah sempurna iman seseorang sebelum ia mencitai nabinya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bagaimana indahnya nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat menghargai orang lain bahkan di dalam shalat, ketika shalat beliau mendengar ada bayi yang menangis maka beliau mempercepat shalatnya karena kasihan kepada ibu si bayi yang pasti dalam keadaan risau ketika shalat mendengar bayinya menangis. Inilah bentuk manusia yang paling santun dan paling perhatian terhadap musibah orang lain, bukan musibah bahkan kesusahan pun diperhatikan oleh beliau, kerisauan pun diperhatikan oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika beliau berbicara maka kesemuanya diam, apalagi ketika beliau membaca qasidah karena diriwayatkan oleh salah seorang sahabat di dalam Shahih Al Bukhari: "tidak pernah kedengar suara yang lebih indah daripada suara nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam". Diriwayatkan pula di dalam Shahih Al Bukhari oleh sayyidina Anas bin Malik Ra yang berkata:
مَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبُ مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
" Tidak pernah kami melihat suatu pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah sang nabi "
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bercanda dihadapan para sahabat dalam riwayat Al Imam Tirmidzi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "tidaklah seorang nabi dan rasul kecuali indah wajahnya dan suaranya, seperti nabi kalian ini", para sahabat tersenyum dan rasul pun tersenyum hingga terlihat gerahamnya dari tawa nabi Muhammad karena bercanda dengan para sahabat Ra.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Semua makhluk memahami bahwa beliau adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, diriwayatkan di dalam kitab As Syifa' oleh Al Imam Qadhi 'Iyadh Ar, bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar kabar tentang onta yang beringas yang ada di Madinah Al Munawwarah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi onta itu yang dijebak di dalam sebuah perangkap yang sedang mengamuk hingga mulutnya berbusa dan matanya merah, maka para sahabat berkata: "wahai Rasulullah, onta itu dijebak di dalam perangkap karena khawatir akan melukai orang", maka Rasululullah berkata: "bukakan pintunya untukku", sahabat berkata: "wahai Rasulullah, kami khawatir onta itu akan melukaimu, dia sedang beringas dan buas", maka Rasulullah berkata: "tiadalah sesuatu di langit dan bumi kecuali mengetahui bahwa aku ada Rasulullah, kecuali para pelaku maksiat dari golongan jin dan manusia, mereka tidak mengenal aku".
Jika Allah perlihatkan kepada kita wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang malam ini berdiri dihadapan kalian, maka mereka yang banyak beristighfar akan memahami inilah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mungkin diantara kita yang banyak dosa tidak kenal itu wajah siapa, karena beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "semua yang ada di langit dan bumi mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah, kecuali pendosa dari golongan jin dan manusia".
Wahai Allah, pastikan kami adalah orang-orang yang mengenal Rasulullah, amin. Maka ketika dibukakan pintu yang memerangkap onta itu, dan ketika onta yang sedang beringas itu menoleh dan melihat sang nabi berdiri maka onta itu lari tertunduk-tunduk kemudian mencium kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hilang marahnya, hilang beringasnya, hilang buasnya karena melihat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, salah seorang sahabat berkata: "kalau seandainya kau memiliki sehelai rambut Rasulullah, pastilah hal itu lebih berharga bagiku dari dunia dan seisinya", demikian cintanya para sahabat pada potongan rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan juga dalam riwayat yang tsiqah bahwa Rasulullah membeli 100 ekor onta dan beliau menyembelih 63 ekor onta, sisanya diserahkan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Onta itu tidak boleh melihat darah karena jika melihat darah onta akan mengamuk, jadi saat penyembelihan onta itu ditutup dengan tabir, maka di saat sahabat menutupkan tabir untuk penyembelihan onta-onta itu, Rasulullah memerintahkan untuk membuka tabir itu karena onta-onta itu bukanlah beringas bahkan mereka berdesakan dan berebutan ingin lebih dahulu disembelih oleh tangan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, demikian cintanya hewan kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bagaimana dengan kita?!.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat dicintai dan paling berhak dicintai, hingga teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah datang terlambat dalam shalat dzuhur, maka disaat itu para sahabat yang melihat Rasulullah datang mereka bergeser sampai terbelahlah shaf itu menjadi dua dan Rasulullah maju sampai ke belakang imam kedepan, para sahabat mengucapkan "Subhanallah, subhanallah, subhanallah", maksudnya memberi kabar kepada Abu Bakr As Shiddiq bahwa Rasulullah datang. Dan teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ketika membaca Alqur'an selalu menangis dan khusyu' dalam bacaannya, namun karena terlalu banyak dan kerasnya suara para sahabat ada yang mengucapkan "subhanallah", ada yang bertakbir dan ada yang memberi isyarat lainnya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq terdiam dari bacaannya dan beliau mencium wangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena beliau adalah orang yang sangat wangi, sehingga sayyidina Anas bin Malik berkata:
مَاوَجَدْنَا رِيْحًا أَطْيَبُ مِنْ عِرْقِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“ Tidak pernah kami menemukan satu wewangian yang lebih wangi dari keringat nabi shallallahu 'alaihi wasallam “
Dan wangi beliau shallallahu 'alaihi wasallam masih tercium sampai berhari-hari. Beliau selalu memegang kepala anak-anak yatim untuk dicium, maka jika ada orang-orang yang melihat anak-anak yang sedang bermain, untuk membedakan mana yang yatim dan mana yang bukan, maka mereka mencium kepalanya dan jika tercium bau Rasulullah berarti itu adalah anak yatim, karena bekas bau Rasulullah tidak hilang hingga tiga hari. Sampai beliau wafat pun, sayyidina Ali bin Abi Thalib kw yang memandikan beliau berkata seraya menangis:
طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا يَا رَسُوْلَ اللهِ
“ Engkau wangi dimasa hidup dan ketika wafat , wahai Rasulullah “
Karena air yang digunakan untuk memandikan Rasulullah menjadi wangi, bukan air yang mewangikan jenazah justru air itu menjadi wangi setelah dipakai untuk memandikan Rasulullah. Maka ketika sayyidina Abu Bakr ra mencium wangi Rasulullah, beliau tahu bahwa Rasulullah dibelakangnya dan ia pun mundur tetapi Rasulullah menahannya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq diam sebentar kemudian mundur lagi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun maju untuk menjadi imam. Dan tidak ada dalam satu madzhab pun makmum yang masbuq maju menggantikan imam kecuali madzhabnya cinta sayyidina Abu Bakr As Shiddiq kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau mundur memberi kesempatan kepada makmum masbuq yang menantunya. Maka setelah selesai shalat Rasulullah berkata: "jika kalian hendak menegur imam maka untuk laki-laki ucapkan "subhanallah", kalau untuk wanita memukulkan telapak tangan kanan diatas tangan kiri, dan engkau wahai anak Abu Quhafah mengapa engkau mundur sedangkan engkau sudah menjadi imam?", maka Abu Bakr As Shiddiq berkata: "tidaklah pantas anak Abu Quhafah ini berdiri di depan Rasulullah". Demikian indahnya nabiku dan nabi kalian, pantaskah jika kita rindu dengan beliau, pantaskah jika kita ingin segera berjumpa dengan beliau?! Sungguh kehidupan ini adalah kehidupan yang sementara, dan siapa yang engkau rindukan maka dialah yang akan bersamamu kelak di hari kiamat. Sang Maha Baik akan menyambut para pecinta –Nya dan para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Akhir dari penyampaian saya adalah bersiap-siaplah untuk berjihad dengan hawa nafsumu, karena hari-hari setelah Ramadhan berbeda dengan hari-hari Ramadhan, hawa nafsu menjadi kuat, syaitan menjadi kuat dan di saat ini kita harus lebih berjuang, di bulan Ramadhan perjuangan kita adalah perjuangan yang berat tetapi dipermudah oleh Allah, berbeda dengan bulan-bulan lainnya perjuangan kita sebenarnya jauh lebih berat karena kekuatan syaitan lebih kuat, maka perlemahlah kekuatan syaitan dengan dzikir karena barangsiapa yang berdzikir akan Allah jaga dia dari segala sesuatu, maka perbanyaklah dzikir. Teringat suatu riwayat yang tsiqah dimana ketika semua orang telah masuk ke dalam surga, dan di saat itu masih ada orang-orang yamg belum tersenyum dan ketika mereka ditanya oleh para malaikat: "mengapa kalian masih belum tersenyum, padahal disini adalah tempat orang0orang yang gembira dan bahagia?", maka mereka berkata: "kami belum diperlihatkan keindahan dzat Allah", maka Allah subhanahu wata'ala bertanya: "wahai para malaikat mengapa kalian masih menutup tabir dari mereka untuk melihat-Ku?", maka para malaikat berkata: "Wahai Allah, sungguh mata mereka penuh dengan dosa maka tidak pantas melihat keindahan dzat-Mu", maka Allah subhanahu wata'ala berkata: "angkatlah tabir penghalang itu biarkan mereka melihat keindahan dzat-Ku, karena mereka dulu pernah mengalirkan air mata rindu untuk berjumpa dengan-Ku, maka mereka berhak memandang keindahan dzat-Ku". Rabbi, halalkan mata kami untuk selalu mengalirkan air mata rindu berjumpa dengan-Mu Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal jalali wal ikram.
Hadirin hadirat, saya mohon maaf karena di beberapa waktu yang lalu saya tidak hadir, di malam takbiran saya tidak hadir, di malam halal bihalal saya tidak hadir karena kondisi saya. Sebenarnya bukan penyakit tubuh tapi kebingungan dan kerisauan atas beratnya tanggung jawab yang semakin hari semakin berat, sebenarnya saya sudah tidak mampu lagi meneruskan tugas ini, tugas ini terlalu berat bagi hamba penuh dosa ini, jangankan untuk menjadi guru, menjadi murid yang baik pun saya belum pantas, apalagi saya harus menjadi guru, masih banyak guru-guru yang lain yang lebih pantas memimpin, sepantasnya saya undur diri,
jamaah Majelis Rasulullah semakin luas, tanggung jawab semakin berat, sungguh hal ini sangat tidak pantas bagi saya, inilah yang sering membuat saya bingung dan risau. Tetapi alhamdulillah walaupun hal itu menjadi beban fikiran bagi saya namun guru mulia selalu memberikan doa dan selalu memberi semangat kepada saya untuk terus melanjutkan, maka saya anggap ini adalah instruksi beliau karena menjalankan perintah lebih utama daripada menjalankan adab.
Demi Allah jika bukan karena menjalankan perintah guru saya, saya tidak akan lagi mengajar di majelis-majelis karena saya sudah merasa tidak mampu lagi untuk memimpin ummat yang sedemikian banyaknya, yang masing-masing mempunyai kebutuhan, masing-masing membutuhkan ilmu yang luas, sedangkan saya bukanlah orang yang pantas menjadi murida apalagi menjadi guru, pendosa yang hanya mengharapkan pengampunan Allah dari doa-doa kalian. Hadirin hadirat, setiap hari saya selalu merasa terus berdosa,
setiap kali hadir majelis selalu mengecewakan orang, yang mau bersalaman atau yang mau minta doa tetapi saya tidak bisa memuaskan mereka. Satu tangan yang terulur untuk bersalaman kepada saya dan saya tidak bisa menjabatnya , hal itu sudah cukup membuat saya masuk neraka dengan kekecewaanya yang akan memancing kemurkaan Allah, maka bagaimana jika ribuan orang yang saya kecewakan di setiap malamnya?!, hal ini yang membuat saya berat, dan membuat saya merasa ingin undur diri dari majelis-majelis, namun instruksi guru mulia untuk terus bertahan, maka hanya karena perintah beliau lah saya bertahan dan tidak lebih dari itu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya ucapakan minal aidin wal faizin, dan mohon maaf kita tidak bisa bersalaman seperti tahun-tahun yang lalu, karena saya tidak ingin terjadi keributan seperti dulu banyak yang berdesakan hingga ada yang pingsan, sampai kaca pecah, keributan antara crew dengan jama'ah yang berdesakan. Maka cukuplah kita bersalaman dengan sanubari kita, kita selalu bersambung dalam satu rantai mahabbah kepada Allah dan Rasul-Nya, rantai ini tidak bisa diputus di dunia dan akhirah. Berjabat tangan hanya beberapa detik saja, setelah itu terlepas tetapi bersalaman dengan hati tidak bisa diputus oleh waktu dan tempat.
Hadirin hadirat, mohon doa semoga kita semakin maju dan sukses, semakin banyak yang bertobat, semakin banyak yang berdzikir, semakin banyak yang mengenal Allah, semakin dekat waktunya Fath Jakarta untuk menjadikan kota ini kota pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kota damai, kota dzikir, kota shalawat, kota yang beridolakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan sungguh telah sukses bumi Jakarta ini karena tidak ada perkumpulan-perkumpulan yang lebih banyak di saat ini melebihi perkumpulan shalawat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Perkumpulan para artis, perkumpulan partai dan kampanye telah dikalahkan oleh kelompok shalawat, kelompok taubah, kelompok para pecinta Allah dan rasul-Nya, hal ini adalah suatu kemenangan besar, dan semoga semakin besar.
Bukan kita mau bertentangan dan berpecah belah, insyaallah semua partai, semua kelompok masyarakat, semua kelompok yang banyak mengidolakan yang lain selain sang nabi akan bersatu dalam satu idola yaitu sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, amin allahumma amin.
Semoga Allah makmurkan seluruh majelis ta'lim, Allah makmurkan ormas-ormas muslimin yang bertujuan satu yaitu keridhaan Allah subhanahu wata'ala, dan Allah makmurkan bumi Jakarta, Allah makmurkan rakyat dan bangsa kita, Allah benahi para pejabat dan oknum kita agar dilimpahi hidayah. Rabbi, sejukkan jiwa kami, keluarga kami, sanubari kami, hari-hari kami, kota kami, bangsa kami dengan kesejukan nama-Mu ya Allah. Kabulkanlah hajat-hajat kami lebih dari yang kami minta, hapuslah dosa-dosa kami yang telah lalu dan siapkanlah maaf untuk dosa yang akan datang, dan kelompokkan kami bersama ahlu Badr Al Kubra…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Disini guru-guru kita banyak yang hadir, saya sungguh malu menyampaikan tausiah padahal mereka yang lebih tinggi ilmunya namun mereka diam. Dan berapa banyak orang-orang yang masyhur sebenarnya mereka itu berkat doa-doa orang yang tidak terlihat kemasyhurannya. Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan kesuksesan kepada kita, kemakmuran akan terlimpahkan kepad kita dalam waktu dekat, marilah kita terus membangun wilayah-wilayah kita, membangun masjid-masjid kita, mengundang teman-teman kita dalam keluhuran, teruslah kita menjadi pasukan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam kedamaian dan ketenangan, karena telah semakin dekat kunjungan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh kira-kira 3 bulan lagi, insyaallah kita lebih dahsyat dan lebih banyak lagi dari saat ini secara kwalitas dan kwantitasnya, amin allahumma amin. Selanjutnya kita dengarkan indahnya pujian kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam beberapa bait, kemudian kalimat talqin oleh guru kita Fadhilah As Sayyid Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal masykura.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Tangisan Rasulullah menggoncang Arsy

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah SAW sedang asyik bertawaf di seliling Kabah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Yaa Karim ! Yaa Karim!”
Rasulullah SAW meniru membaca : “Yaa Karim ! Yaa Karim!” . Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Kabah, dan berzikir lagi: “Yaa Karim ! Yaa Karim!”.
Rasulullah SAW yang berada di belakangnya megikuti lagi : “Yaa Karim ! Yaa Karim!”. Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.
Orang itu berkata:”Wahai orang tampan, apakah engkau memang sengaja mengolok-olokku, karena aku ini orang Arab Badwi (Arang gunung) ? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”,  “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya ?” , tanya Rasulullah lagi.
“Saya percaya dengan mantab atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan kerasulannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab ! ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu di akhirat!”. Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?”.
“Ya,” jawab Nabi SAW. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah SAW.
Melihat itu, Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab Badwi itu, seraya berkata kepadanya: “Wahai orang Arab ! Janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”
Ketika itulah, Malaikat Jibril AS turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Rasulullah, Allah mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar ia tidak terpesona dengan belas-kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari masyhar nanti, akan menimbang semua amalannya, bail yang kecil maupun yang besar !” . Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan Allah, jika Allah akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya !”.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Allah ?”, Rasulullah bertanya padanya.
“Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahNya “, jawab orang itu. “Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNya!”.
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.
Lantaran itu malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “Ya Rasulullah ! Allah menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis!, sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arsy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga Arsy berguncang. Katakanlah kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di syurga nanti”.
Betapa sukanya orang Arab badwi itu ketika mendengar berita tadi. Ia lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuannya.


( Kisah-kisah teladan, Abu Nayla Al Magety )

Kamis, 21 Oktober 2010

Saat-saat menjelang nabi muhammad saw wafat ( Renungan Sesaat ),

Dengan suara yang lemah dan terbata-bata, pagi itu Nabi Muhammad saw, rasul terakhir, memberikan nasehat kepada sahabat-sahabatnya:

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al-Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti ia mencintai aku. Dan bersamaku kelak, orang-orang yang mencintaiku, akan masuk ke dalam surga bersama-sama.”

Sesudah mengakhiri khutbahnya, dengan tatapan yang teduh dan penuh kasih, Muhammad menatap wajah sahabatnya satu per satu. Bertahun-tahun Rasulullah melakukan kebiasaan mengabsen sahabatnya di pagi hari. Tetapi tatapan di pagi hari itu, lain dari biasanya.

Ada perasaan yang begitu berat mengganjal di hatinya. Ada perasaan tidak ingin hidup terpisahkan dari mereka. Siapa yang sanggup, berpisah dengan orang-orang terkasih, yang telah menemani dalam suka dan duka, selama lebih dari 22 tahun? Ia seperti ingin terus berada di tengah-tengah para sahabatnya, yang telah rela mengorbankan apa saja yang menjadi milik mereka, demi tegaknya risalah yang diemban rasul-Nya.

Suasana senyap. Para sahabat merasa, waktunya telah tiba. Sesudah haji wada, yang juga menyiratkan berakhirnya risalah kenabian Muhammad, para sahabat masih terus menunggu, kapan tiba waktunya. Dan kini mereka merasa, mungkin inilah saatnya.

Abu Bakar mamandang Rasulullah. Matanya menatap nanar dan berkaca-kaca. Umar yang gagah dan pemberani, sesak dadanya, berusaha menahan tangis sekuat daya. Utsman terpaku dalam diam. Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Semua yang hadir tidak mampu megeluarkan kata-kata. Manusia tercinta itu sudah berada di ujung yang paling akhir dari perjalanannya. Usai sudah Muhammad menunaikan tugasnya.

Tatkala Rasulullah berjalan limbung turun dari mimbar, Ali dan Fadhal dengan sigap segera menangkapnya. Rasulullah segera dipapah masuk ke dalam rumahnya, yang hanya berjarak beberapa meter dari mimbarnya, di Masjid Nabawi yang mulia. Para sahabat semakin yakin, saatnya telah tiba.

Mereka terus berkumpul, di sekitar rumah Rasulullah, menunggu detik-detik berlalu. Matahari sudah meninggi, tetapi pintu rumah Nabi masih saja tertutup. Manusia agung yang mampu hidup lebih mewah dari segala raja, memilih tidur beralaskan tikar, terbaring lemah di dalamnya, bersama keluarganya yang mulia. Keringat yang mengucur dari keningnya membasahi pelepah kurma yang menjadi bantalnya.

Dari arah luar, tiba-tiba terdengar seorang laki-laki berseru, "Assalamu'alaikum!" Fatimah, putri Nabi, keluar menemuinya. "Boleh saya masuk?” tanya laki-laki itu. Fatimah tidak memberinya izin, karena ayahandanya sedang terbaring lemah. “Maafkanlah, ayahandaku sedang demam,” kata Fatimah sambil membalikkan badan dan segera menutup kembali pintunya.

Fatimah kembali menemani ayahnya. Rasulullah sudah membuka matanya saat Fatimah datang menghampiri. Ia bertanya pada putrinya, “Siapakah tadi yang datang wahai putriku?” Fatimah menjawab, “Aku tidak tahu, baru sekali ini aku melihatnya." Lalu Rasulullah menatap wajah putrinya dalam-dalam, layaknya seorang ayah yang hendak pergi meninggalkan anaknya untuk jangka waktu yang cukup lama.

“Ketahuilah wahai putriku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan kita di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah. Mendengar itu, meledaklah tangis Fatimah, yang selama ini ditahannya.

Saat malaikat maut datang menghampiri, Rasulullah bertanya, mengapa Jibril tidka ikut bersamanya. Jibril sedang bersiap di atas langit untuk menyambut datangnya kekasih Allah, pamungkas para nabi dan Rasul, penghulu dunia ini. Lalu dipanggilah Jibril turun ke bumi mendekat kepada Rasulullah.

Dengan suaranya yang lirih Rasulullah bertanya, "Wahai Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Jibril menjawab, "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti kedatangan ruhmu. Semua pintu surga terbuka lebar menanti kedatanganmu."

Jawaban itu tidak memuaskan Rasulullah. Di wajahnya masih terlukis kecemasan. “Apakah engkau tidak suka mendengar kabar ini, wahai kekasih Allah?” Jibril bertanya dengan heran. Nabi menukas, "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku sepeninggalku!"

“Engkau tidak perlu khawatir, wahai Rasul Allah. Pernah Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” ujar Jibril menghibur.

Waktu semakin memburu. Malaikat maut didesak waktu. Ia harus segera menunaikan tugasnya. Apabila ajal telah tiba, tidak ada yang bisa menahan barang sedetik, tidak juga ada yang mampu mengulurnya, demikian janji Allah kepada seluruh manusia. Perlahan-lahan Izrail menarik ruh Rasulullah dari jasadnya yang semakin melemah. Rasulullah bersimbah keringat di sekujur tubuhnya. "Aduhai Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini."

Rasulullah mengaduh perlahan. Suaranya lirih. Mata Fatimah Az-Zahra terpejam. Ali tertunduk dalam diam di sampingnya. Malaikat pengantar wahyu tak kuasa melihat penderitaan kekasih Allah, dibuangnya mukanya jauh-jauh.

"Apakah engkau jijik melihatku, hingga kau palingkan wajahmu dariku?" tanya Nabi kepada Jibril. "Siapa yang mampu melihat penderitaan kekasih Allah direngut nyawanya?" ujar Jibril.

Tak kuasa menahan sakit, Rasulullah memekik. "Ya Allah, betapa sakitnya maut ini. Timpakan semua siksa maut ini kepadaku. Jangan kau berikan kepada ummatku." Sekujur tubuh Rasulullah, dari kaki hingga dada, sudah mulai terasa dingin. Di penghujung ajalnya, ketika nafas tinggal satu-satu meninggalkan rongga dadanya, bibirnya bergerak seperti hendak mengatakan sesuatu. Ia masih ingin mengatakan sesuatu. Menantu Rasulullah yang berada di sampingnya segera mendekatkan telinganya, mendengar dengan sangat seksama. "Uushiikum bis-shalah, wa maa malakat aimanukum." Itulah kalimatnya yang keluar. "Peliharalah shalat, dan santunilah budak-budak di antaramu."

Di luar rumah, suara tangis para sahabat mulai terdengar bersahutan. Di sisa terakhir tenaganya yang tertinggal, Rasulullah masih berupaya mengucapkan sesuatu. Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai membiru. "Ummatii, ummatii, ummatiii..." "Umatku, umatku, umatku..."

Nyawapun meregang, lepas dari jasad Rasulullah. Tangispun meledak. Semua sahabat merasa telah kehilangan manusia yang paling mereka cintai, manusia yang memiliki sebaik-baik akhlaq, yang sejak muda bergelar Al-Amin, Yang Terpercaya.

*** Muhammad Rasulullah adalah manusia yang dicintai dan dirindukan banyak orang, sudah barang tentu orang Islam, di seluruh dunia, sejak dulu hingga kini. Seperti dilukiskan Taufik Ismail dalam syairnya yang dinyanyikan Bimbo:

Rindu kami padamu ya rasul rindu tiada terperi berabad jarak darimu ya rasul serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia bagai cahaya suarga dapatkah kami membalas cintamu secara bersahaja

Rindu kami padamu ya rasul rindu tiada terperi berabad jarak darimu ya rasul serasa dikau di sini

Cinta ikhlasmu pada manusia bagai cahaya suarga dapatkah kami membalas cintamu secara bersahaja

Rindu kami padamu ya rasul rindu tiada terperi berabad jarak darimu ya rasul serasa dikau di sini

SIAPA SUAMI MU DI SURGA KELAK ?? ( For Women Only )

Saudariku muslimah, tahukah kamu siapa suamimu di surga kelak?

(1) Artikel di bawah ini akan menjawab pertanyaan.

Ini bukan ramalan dan bukan pula tebakan, tapi kepastian (atau minimal suatu prediksi yang insya Allah sangat akurat), yang bersumber dari wahyu dan komentar para ulama terhadapnya. Berikut uraiannya:

Perlu diketahui bahwa keadaan wanita di dunia, tidak lepas dari enam keadaan:
1. Dia meninggal sebelum menikah.
2. Dia meninggal setelah ditalak suaminya dan dia belum sempat menikah lagi sampai meninggal.
3. Dia sudah menikah, hanya saja suaminya tidak masuk bersamanya ke dalam surga, wal’iyadzu billah.
4. Dia meninggal setelah menikah baik suaminya menikah lagi sepeninggalnya maupun tidak (yakni jika dia meninggal terlebih dahulu sebelum suaminya).
5. Suaminya meninggal terlebih dahulu, kemudian dia tidak menikah lagi sampai meninggal.
6. Suaminya meninggal terlebih dahulu, lalu dia menikah lagi setelahnya.

Perlu diketahui bahwa keadaan laki-laki di dunia, juga sama dengan keadaan wanita di dunia:

wanita pada keadaan pertama, kedua, dan ketiga, Allah -’Azza wa Jalla- akan menikahkannya dengan laki-laki dari anak Adam yang juga masuk ke dalam surga tanpa mempunyai istri karena tiga keadaan tadi.

Ini berdasarkan keumuman sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam hadits riwayat Muslim no. 2834 dari sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-
:
مَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبٌ
“Tidak ada seorangpun bujangan dalam surga”.


Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rahimahullah- berkata dalam Al-Fatawa jilid 2 no. 177, “Jawabannya terambil dari keumuman firman Allah -Ta’ala-:
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نُزُلاً مِنْ غَفُوْرٍ رَحِيْمٍ
“Di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Turun dari Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fushshilat: 31)

Dan juga dari firman Allah -Ta’ala-:
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya.” (Az-Zukhruf: 71)

Adapun wanita pada keadaan keempat dan kelima, maka dia akan menjadi istri dari suaminya di dunia.

keenam Adapun wanita yang menikah lagi setelah suaminya pertamanya meninggal, maka ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama -seperti Syaikh Ibnu ‘Ustaimin- berpendapat bahwa wanita tersebut akan dibiarkan memilih suami mana yang dia inginkan.

Ini merupakan pendapat yang cukup kuat, seandainya tidak ada nash tegas dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- yang menyatakan bahwa seorang wanita itu milik suaminya yang paling terakhir. Beliau -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
اَلْمَرْأَةُ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا
“Wanita itu milik suaminya yang paling terakhir”. (HR. Abu Asy-Syaikh dalam At-Tarikh hal. 270 dari sahabat Abu Darda` dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah: 3/275/1281)


Dan juga berdasarkan ucapan Hudzaifah -radhiyallahu ‘anhu- kepada istri beliau:
إِنْ شِئْتِ أَنْ تَكُوْنِي زَوْجَتِي فِي الْجَنَّةِ فَلاَ تُزَوِّجِي بَعْدِي. فَإِنَّ الْمَرْأَةَ فِي الْجَنَّةِ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا فِي الدُّنْيَا. فَلِذَلِكَ حَرَّمَ اللهُ عَلَى أَزْوَاجِ النَّبِيِّ أَنْ يَنْكِحْنَ بَعْدَهُ لِأَنَّهُنَّ أَزْوَاجُهُ فِي الْجَنَّةِ
“Jika kamu mau menjadi istriku di surga, maka janganlah kamu menikah lagi sepeninggalku, karena wanita di surga milik suaminya yang paling terakhir di dunia. Karenanya, Allah mengharamkan para istri Nabi untuk menikah lagi sepeninggal beliau karena mereka adalah istri-istri beliau di surga”. (HR. Al-Baihaqi: 7/69/13199 )

Minggu, 10 Oktober 2010

SI JAHAT LIDAH YANG TERPENJARA DI ANTARA DUA PINTU

Tahukah anda Lidah ?? tentu semua tahu, lidah merupakan alat indra perasa, sekaligus alat pembantu pencernaan. Lidah juga sebagai alat Triger bagian penting dalam berbicara, Kata kata indah dan sesuatu yang baik juga keluar dari mulut dan lidah, akan tetapi Lidah juga Sering menjadi biangnya segala dosa karena banyak segala keburukan keluar dari mulut dan lidah. Kata-kata yang menyakiti hati, ucapan-ucapan dusta, janji-janji dan sumpah-sumpah palsu, bahkan fitnah dan mengguncingkan keburukan orang lain semua itu keluar dari mulut dan suatu yang bernama lidah. Tak heran jika Allah menciptakan lidah diantara dua buah pintu yaitu mulut dan gigi.

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhudri r.a berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Jagalah taqwa kepada Allah s.w.t. sebab taqwa itu menghimpunkan segala kebaikan. Dan kerjakan jihad sebab dia sebagai pertapaan bagi ummat Islam. Dan lazimilah dzikrullah dan membaca al-quran, sebab ia cahaya penerangan untukmu dibumi dan sebulatan namamu dilangit. Dan jagalah lidahmu kecuali dalam kebaikan sebab dengan itu dapat mengalahkan syaitan laknatullah."

Lidah merupakan lapangan di dalam kebaikan dan keburukan.Orang yang melepaskannya serta tidak menjaganya dengan kendali ajaran Syari’at akan digiring oleh syetan menuju jalan-jalan kebinasaan lalu dijerumuskan ke dalam Neraka.Kesempurnaan adalah menahan diri secara mutlak dari ucapan-ucapan sampah dan tidak berbicara atau mengeluarkan ucapan selain untuk kebaikan.
Bahaya yang ditimbulkan oleh lisan amatlah besar karena lidah itu tiada bertulang sehingga kadang sangat sulit dikendalikan.Amatlah banyak manusia di zaman kita sekarang ini yang terkena musibah lisan yang sudah merupakan bumbu dan santapan bagi majlis-majlis mereka.Berbicara dusta, main gosip,ghibah,debat kusir,memperbincangkan kebatilan,bertengkar,membangga-banggakan diri,menyindir orang,mencaci maki, membongkar rahasia orang,mengobral ucapan-ucapan rendahan dan lain sebagainya.

Orang yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan lidah maka biasanya akan dengan mudah dan cepat melontarkan kata-kata yang tidak baik tanpa memikirkan dan menyeleksi terlebih dahulu.Padahal dalam sebuah hadits shahih Nabi saw telah mengabarkan kepada kita bahwa ada orang yang masuk Neraka hanya akibat ulah lisannya. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah berkata yang baik atau diam.”

Maka selayaknya bagi kita untuk menjaga lisan, sebab jika malapetaka lisan sebagaimana yang telah disebutkan di atas sudah menjadi urat nadi dan kebiasaan seorang hamba, akan sulit baginya untuk menahan diri dari perbuatan itu kecuali bagi orang yang dirahmati Allah.

Rabu, 06 Oktober 2010

MULIANYA HARI JUMAT

Sungguh sebaik-baik hari dan matahari masih terbit adalah hari Jumat yang suci. Di dalamnya banyak  terjadi peristiwa penting, yakni Allah memasukan Adam ke surga. Hari itu pula Allah keluarkan ia dari surga. Hari itu pula Kiamat akan tiba. Hari itu pula ada saat-saat terkabulnya doa. Tidak akan ada seorang mukmin meminta kecuali Allah akan memberinya.(Hadits dari Abu Hurairah).


Sebetulnya banyak dari kalangan umat islam yang sudah mengetahui bahwa hari jumat adalah hari yang mulia. Hari Raya umat islam dalam kategori pekanan. Namun masih sedikit yang mengetahui mengapa hari tersebut menjadi suci dan mulia serta apa keuntungannya bagi kita.?

Menurut Rasulullah saw, hari jumat adalah hari terbaik sepanjang matahari masih terbit dari ufuk timur Artinya dunia belum Kiamat. Sebab, jika pagi-pagi kita bangun dan mendapati matahari terbit dari arah sebelah barat berarti itu adalah hari terakhir dan kita berlindung dari hari yang demikian. Hari tersebut mempunyai sejarah yang istimewa Karena Allah memasukan nabi Adam ke surga. Dengan demikian hari tersebut menjadi istimewa. Rakyat indonesia saja merayakan kemenangan yang demikian meriah ketika proklamasi kemerdekaan di hari jumat. Semua merasa senang gembira karena memasuki babak baru yang penuh harapan. Demikian pula Nabi Adam takala masuk surga. Bapak manusia ini tentu sangat bahagia sehingga hari jumat, saat masuknya Adam ke surga menjadi hari istimewa.

Namun demikian, ketika iblis menggelincirkan Adam sehingga Allah menyuruh Adam turun ke dunia, juga hari Jumat. Hari tersebut termasuk istimewa karena itu sebagai keturunannya kita harus berintropeksi diri bahwa iblis, musuh yang nyata bagi manusia akan selalu menggoda. Hari jumat juga ditakdirkan Allah sebagai hari terjadinya Kiamat kelak. Pada hari Jumat matahari akan terbit dari arah barat dan berakhirlah hari dimana sejarah kehidupan dunia ini ada. Allah akan membuktikan kekuasaan yang sebenarnya sehingga orang-orang kafir baru akan menyaksikan dan percaya akan berita yang dibawa Rasulullah Muhamad saw. Hari dimana kebenaran yang hakiki akan terungkap terjadi di hari jumat.

Bagi kita kaum muslimin , apa keuntungannya hari Jumat ?? Allah, dengan kesucian dan kemuliaanya hari Jumat memberikan keistimewaan kepada kita. Yaitu siapa saja yang berdoa pada hari itu akan dikabulkan Allah. Apa pun yang diminta oleh seorang muslim akan diberikan . Oleh karena itu, perbanyaklah berdoa di hari itu.  Mulai dari terbenamnya matahari di kamis sore hingga di hari jumat sore. Selain mengistimewakan hari jumat dengan mengabulkan doa, Allah juga lebih mengabulkan pada beberapa waktu khusus di jumat tersebut. Diantaranya pada malam Jumat, antara dua Khotbah yaitu ketika sang khatib sedang duduk, setelah selesai sholat jumat dan waktu ashar di hari jumat itu. Pada waktu-waktu itu insya Allah doa kita lebih di-ijabah. Oleh sebab itu, perbanyaklah doa. Janganlah kita sekedar tahu bahwa hari jumat adalah hari yang istimewa tapi tidak memanfaatkannya dengan memperbanyak doa dan permintaan. Sungguh rugi.

Selasa, 05 Oktober 2010

CINTA DUNIA

Abu Ubaidah al-Asadi berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Siapa meresap dalam hatinya cinta akan dunia akan terkait hatinya dengan tiga perkara ; Sibuk yang tiada terlepas kesukarannya, Angan yang tidak ada ujungnya, Rakus yang tiada ada cukupnya."

Dunia adalah nafsu. Allah dan Rasul-Nya sudah menyuruh kaum Muslimin untuk meninggalkan dunia sebagai orientasi hidup. Larangan ini tegas sekali karena orang yang berorientasi dunia akan melupakan Tuhan. Padahal Dia-lah yang mencipta semua termasuk manusia. Seorang muslim orientasinya harus kepada akherat. Meskipun ada dunia pada dirinya, namun cuma ada di genggaman tangannya, tidak dimasukan kedalam hati dan pikirannya. Ketika dunia itu harus lepas dari tangannya, Hatinya tidak menjadi sakit dan pikirannya tidak menjadi tumpul.

Orang yang mencintai dunia secara berlebihan, bahkan cintanya meresap sampai ke dalam hati akan diberikan tanda oleh Allah. Tanda tesebut dapat dilihat oleh orang disekelilingnya. Pertama, orang yang mencintai dunia akan di buat sibuk oleh Allah dalam mengejar dunianya, ketika diajak ke acara pengajian jawabannya" Waah, saya sedang sibuk, tidak ada waktu." Kesibukan yang menimpa dirinya tidaklah membuat dirinya bahagia. Bahkan ia merasa tidak pernah lepas dari kesukaran. Lepas dari kesukaran satu, jatuh pada kesukaran yang lain. Dirinya sukar untuk melepaskan diri. Persoalannya akan mbulet dipekerjaan yang sedang dia usahakan. Sungguh kasihan orang seperti ini.

Sebaiknya kita pun intropeksi diri. Jika kita merasa waktu kita terlalu sempit, waktu kita diatur oleh kesibukan pekerjaan, barangkali orientasi hidup kita salah. Kita hanya mengurusi dunia, melupakan akherat.

Kedua, orang yang mencintai dunia akan diberikan angan-angan yang tidak berujung pangkal. Bukannya sedang mencari kreativitas agar usahanya lebih berkembang, akan tetapi sekedar mengangan-angankan saja. Dalam kamus dirinya yang sering di ucapkan adalah " Andai aku....." Begitulah ia merasa bahwa suatu ketika akan mendapatkan apa yang diangankannya. Namun demikian, Oleh Allah justru dipanjangkan lagi angan-angannya itu sehingga sebetulnya hanya mimpi belaka.

Sedangkan Ketiga, Allah akan membuat orang yang cinta dunia menjadi rakus. Rakus untuk melahap harta dunia tak ada henti-hentinya, tak ada cukup-cukupnya. setiap kali ia ingin mempunyai rumah di usahakanlah ia untuk mendapatkannya. Ketika rumah sudah terbeli, ia masih belum puas, ingin merenovasinya agar terlihat bagus. Ketika rumah sudah bagus ia belum puas karena masih terlalu kecil. Lalu dicarilah rumah yang lebih besar untuk dia tinggal. Punya satu rumah ternyata belum cukup sehingga dia membeli rumah satu lagi, lalu merasa belum puas karena belum punya mobil. lalu....dan seterusnya. Rasulullah saw menggambarkan manusia seperti itu selalu tidak akan puas. Terlebih orang yang mencintai dunia secara berlebihan. Ketika ia sudah mendapatkan satu gunung emas, kata nabi saw, ia akan berusaha mendapatkan dua gunung emas, dan seterusnya. Hanya Tanahlah yang akan menghentikan nafsunya. Artinya, kerakusannya akan berhenti jika jasad sudah masuk liang lahat.

Peringatan Nabi saw. yang disampaikan Abu Ubaidah di atas mengandung makna agar kita bisa menjauhi rasa mencintai dunia terutama yang berlebihan. Itu kalau kita mau terhindar dari tiga hal yang membuat hati tidak tenang. Apabila ditarik balik, ketiga ciri tersebut bisa menjadi cermin diri untuk kita berintropeksi diri, apakah orientasi hidup kita dunia atau akherat. Apabila kita merasa waktu kita selalu sempit, terutama untuk mengerjakan amal ibadah seperti sholat, baca quran, ke masjid mendengarkan ceramah, belajar agama dan sebagainya barangkali itu tanda cinta dunia. Jika kita selalu berangan-angan tanpa ujung kembalilah sadar. Kita telah terjebak dalam cinta dunia. Dan bila kita selalu merasa kebutuhan kita tidak pernah cukup, hati-hatilah. Barangkali hati kita sudah teresapi penyakit cinta dunia.

2 MALAIKAT YANG SELALU BERTASBIH DI ATAS KUBUR

Nabi saw. bersabda, " Bila Allah mencabut nyawa seorang hamba, maka dua malaikatnya naik ke langit, lalu keduanya berkata,' Wahai Tuhan Kami, Engkau tugasi kami untuk mencatat amal hamba-Mu yang Mukmin. Dan aku pun telah mencabutnya untuk-Mu. Oleh karena itu, izinkanlah kami untuk mendiami langit.' Allah berfirman,'Langit-Ku telah penuh dengan para malaikat-Ku yang bertasbih kepada-Ku. Akan tetapi, berdirilah kalian berdua di atas kuburnya, lalu bertasbih, bertahmid, dan bertahlillah kepada-Ku serta catatlah hal itu bagi hamba-Ku ini sampai hari kiamat.'' ( Diriwayatkan oleh ad-Daru Quthni dalam al-Afrad dari Abu Sa'id al-Khudri )

WASIAT NABI IHWAL MENGHADAPI ALAM AKHIRAT

Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya dunia pergi dengan cepat, dan akhirat segera datang dengan menghiasi dirinya. ketahuilah bahwa di dunia inilah saatnya engkau beramal dan bukan saatnya dihisab. Sebentar lagi, engkau akan berada pada hari perhitungan dan bukan saatnya beramal. Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan dibenci-Nya, dan memberikan akhirat hanya kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Ketahuilah bahwa dunia mempunyai anak anak dan akhiratpun demikian juga. Jadilah engkau anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak anak dunia. Keburukan yang paling aku takutkan menimpa diri kalian ialah mengikuti dan mengumbar hawa nafsu serta berangan angan panjang. Mengikuti hawa nafsu bisa memalingkan kalbu atau hati dari kebenaran, dan panjang angan angan mengarahkan perhatian kepada dunia. Tidak ada kebaikan bagi seseorang  di dunia tanpa kebaikan di akhirat."