Di jalan ini, ia bukan sekadar sahabat biasa, ini adalah tentang
sejuta pemaknaan hidup agar hidup memberi manfaat sampai detik
perpisahan itu tiba! Kami tetap bertekad 'HIDUP INDAH DI BAWAH NAUNGAN
AL-QUR'AN'



Selasa, 05 Oktober 2010

CINTA DUNIA

Abu Ubaidah al-Asadi berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Siapa meresap dalam hatinya cinta akan dunia akan terkait hatinya dengan tiga perkara ; Sibuk yang tiada terlepas kesukarannya, Angan yang tidak ada ujungnya, Rakus yang tiada ada cukupnya."

Dunia adalah nafsu. Allah dan Rasul-Nya sudah menyuruh kaum Muslimin untuk meninggalkan dunia sebagai orientasi hidup. Larangan ini tegas sekali karena orang yang berorientasi dunia akan melupakan Tuhan. Padahal Dia-lah yang mencipta semua termasuk manusia. Seorang muslim orientasinya harus kepada akherat. Meskipun ada dunia pada dirinya, namun cuma ada di genggaman tangannya, tidak dimasukan kedalam hati dan pikirannya. Ketika dunia itu harus lepas dari tangannya, Hatinya tidak menjadi sakit dan pikirannya tidak menjadi tumpul.

Orang yang mencintai dunia secara berlebihan, bahkan cintanya meresap sampai ke dalam hati akan diberikan tanda oleh Allah. Tanda tesebut dapat dilihat oleh orang disekelilingnya. Pertama, orang yang mencintai dunia akan di buat sibuk oleh Allah dalam mengejar dunianya, ketika diajak ke acara pengajian jawabannya" Waah, saya sedang sibuk, tidak ada waktu." Kesibukan yang menimpa dirinya tidaklah membuat dirinya bahagia. Bahkan ia merasa tidak pernah lepas dari kesukaran. Lepas dari kesukaran satu, jatuh pada kesukaran yang lain. Dirinya sukar untuk melepaskan diri. Persoalannya akan mbulet dipekerjaan yang sedang dia usahakan. Sungguh kasihan orang seperti ini.

Sebaiknya kita pun intropeksi diri. Jika kita merasa waktu kita terlalu sempit, waktu kita diatur oleh kesibukan pekerjaan, barangkali orientasi hidup kita salah. Kita hanya mengurusi dunia, melupakan akherat.

Kedua, orang yang mencintai dunia akan diberikan angan-angan yang tidak berujung pangkal. Bukannya sedang mencari kreativitas agar usahanya lebih berkembang, akan tetapi sekedar mengangan-angankan saja. Dalam kamus dirinya yang sering di ucapkan adalah " Andai aku....." Begitulah ia merasa bahwa suatu ketika akan mendapatkan apa yang diangankannya. Namun demikian, Oleh Allah justru dipanjangkan lagi angan-angannya itu sehingga sebetulnya hanya mimpi belaka.

Sedangkan Ketiga, Allah akan membuat orang yang cinta dunia menjadi rakus. Rakus untuk melahap harta dunia tak ada henti-hentinya, tak ada cukup-cukupnya. setiap kali ia ingin mempunyai rumah di usahakanlah ia untuk mendapatkannya. Ketika rumah sudah terbeli, ia masih belum puas, ingin merenovasinya agar terlihat bagus. Ketika rumah sudah bagus ia belum puas karena masih terlalu kecil. Lalu dicarilah rumah yang lebih besar untuk dia tinggal. Punya satu rumah ternyata belum cukup sehingga dia membeli rumah satu lagi, lalu merasa belum puas karena belum punya mobil. lalu....dan seterusnya. Rasulullah saw menggambarkan manusia seperti itu selalu tidak akan puas. Terlebih orang yang mencintai dunia secara berlebihan. Ketika ia sudah mendapatkan satu gunung emas, kata nabi saw, ia akan berusaha mendapatkan dua gunung emas, dan seterusnya. Hanya Tanahlah yang akan menghentikan nafsunya. Artinya, kerakusannya akan berhenti jika jasad sudah masuk liang lahat.

Peringatan Nabi saw. yang disampaikan Abu Ubaidah di atas mengandung makna agar kita bisa menjauhi rasa mencintai dunia terutama yang berlebihan. Itu kalau kita mau terhindar dari tiga hal yang membuat hati tidak tenang. Apabila ditarik balik, ketiga ciri tersebut bisa menjadi cermin diri untuk kita berintropeksi diri, apakah orientasi hidup kita dunia atau akherat. Apabila kita merasa waktu kita selalu sempit, terutama untuk mengerjakan amal ibadah seperti sholat, baca quran, ke masjid mendengarkan ceramah, belajar agama dan sebagainya barangkali itu tanda cinta dunia. Jika kita selalu berangan-angan tanpa ujung kembalilah sadar. Kita telah terjebak dalam cinta dunia. Dan bila kita selalu merasa kebutuhan kita tidak pernah cukup, hati-hatilah. Barangkali hati kita sudah teresapi penyakit cinta dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar